Guru NgeblogMenjadi guru matematika agar tidak dibenci siswa? Itu sesuatu yang perlu dicurigai kayaknya yah. Hampir semua guru matematika dibenci siswa karena berbagai alasan, diantaranya penampilan, model pembelajarannya (akting di depan siswa), dan semacamnya. Memang tidak semuanya guru matematika dibenci siswa, ada juga guru matematika justru disayang dan dielu-elukan siswanya. Lalu bagaimana kiat-kiatnya? Ini ada beberapa hal yang sudah kulakukan berdasarkan pengalaman dan pengamatan, semoga kita bisa melakukan dan mengambil pelajarannya. Berikut ini tips-nya :
1. Guru ibarat penjual obat harus pandai-pandai “menarik perhatian” calon pembeli
obat (siswa). Usahakan tidak monoton memperbincangkan masalah materi, namun juga
masalah disekitar kita, juga selingi dengan guyonan yang positif agar siswa
tidak merasa tertekan oleh sulitnya materi pelajaran.
2. Guru merupakan “aktor/aktris” yang harus tampil sebaik mungkin di depan kelas
agar penonton senang dan selalu menunggu aksinya, dalam film diibaratkan LAKONE.
3 . Guru ibarat pelawak, harus pandai membuat suasana penonton senantiasa tertawa
sumringah, jika pelawak itu tidak tampil, maka penonton selalu menunggu-nunggu
dan ingin sekali menyaksikan aksi kocaknya, tentunya dalam batas-batas
kewajaran dan situasi yang sesuai.
4. Guru ibarat seorang ibu yang menggendong bayinya/anak kecil, kemanapun dan apa
saja yang diminta, dimaui anak berusaha untuk memenuhinya. Mampu memahami
keinginan anaknya, dan selalu menunjukkan rasa kasih sayangnya.
5. Jika ada siswa yang ramai, usil, dan suka membuat gaduh jangan dianggap anak itu
nakal, anggap saja siswa tsb “kelebihan energi”, tinggal gurunya pandai-
pandailah mengarahkan ke hal yang fokus/baik, yaitu KBM-nya, misalkan dengan
meminta seluruh siswa memperhatikan “oknum” siswa tsb, dia pasti akan malu
sendiri.
6. JANGANLAH CEPAT MEMARAHI SISWAMU DARIPADA MEMUJINYA. Jadi cepat-cepatlah dan
seringlah memuji siswamu, baik dia mampu atau belum mampu mengerjakan soal. Jika
belum mampu mengerjakan soal, cobalah kasih pertanyaan bimbingan (pertanyaan
yang mengarah ke jawaban), sehingga siswa tidak merasa malu meskipun dia tahu
jika belum bisa, tetapi justru yang diharapkan siswa yan belum bisa itu adalah
bimbingan guru, bukan marahnya. HINDARI MARAH sebisa mungkin.
7. Jika terpaksa harus marah, segera meminta ma’af dan menjelaskan alasannya kenapa
guru harus marah agar siswa lebih memahaminya.
8. Kenali gaya/model masing-masing anak dan jangan menyamaratakan.
9. Cobalah sering memberi hadiah (baik itu verbal/pujian maupun nonverbal). Contoh
nonverbal : menepuk pundak karena anak mampu menyelesaikan tugasnya.
10. Akan lebih bagus lagi guru sering memberi motivasi berupa benda meskipun
kecil/murah harganya atau cash-money misalnya. Ini akan memotivasi anak dan
meningkatkan antusias anak.
11. Berilah hadiah tertentu kepada siswa yang mendapatkan nilai paling bagus, atau
sesuai target guru yang ditetapkan sebelumnya.
12. Jika ada anak yang “bodoh” cobalah didekati, diajak curhat.
13. Jangan melukai anggota badan siswa (ini prinsip), kecuali dengan alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan. 14. Jika muridmu pendiam semua, gak ada yang mau
bertanya, cobalah teori berikut ini :
a. Seluruh siswa diminta LATIHAN MENGACUNGKAN JARI BERKALI-KALI, ingat ini
hanya latihan dan bukan bertanya.
b. Tunjuklah salah satu siswa “pendiam” itu dan diminta mencoba bertanya
“sesuatu apa saja – tidak harus berkaitan dengan topik pelajarannya”, nanti
lama kelamaan dia akan berani bertanya dan terbiasa mengacungkan jari.
Intinya adalah melatih keberanian siswa menanggapi sesuatu.
c. Pada latihan yang ketiga, cobalah tunjuk lagi seorang anak untuk menanyakan
soal sesuai topik, jangan dimarahi atau diejek/dicemooh, termasuk teman
kelasnya. Bagi yang nekad mengejek, tunjuk aja dia suruh bertanya.
d. Pada latihan ke-4, coba tanyakan kepada siswamu “Siapa yang ingin bertanya
tentang pelajaran ini?” Jika tidak ada yang mengacungkan jari, cobalah guru
menanyakan soal sesuai topik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar